Selasa, 01 Januari 2013

Aku, Statistika dan Mimpiku



Banyak orang bertanya-tanya mengenai apa itu statistika, apa saja yang dipelajari dan bagaimana prospek kerja mahasiswa lulusan statistika. Jurusan ini memang terdengar asing bagi beberapa orang. Sebagian besar orang mengetahui adanya jurusan Matematika namun tidak mengetahui adanya jurusan ini. Di sini saya akan sedikit menceritakan apa itu statistika, mengapa saya memilih jurusan ini dan prospek kerja mahasiswa lulusan statistika.
Menurut pemahaman saya, statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana kita mendeskripsikan data yang ada di hadapan kita serta menganalisis dan mengambil informasi yang dibutuhkan. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data dan mempelajari data tersebut untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Statistika berbeda dengan statistik. Bilamana statistika merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, maka statistik adalah data atau informasi yang diolah. Bahkan jurusan statistika sering menyebut dirinya sebagai dokter data. Jadi, tidak hanya mahasiswa jurusan Kedokteran yang bisa menyebut diri mereka dokter. Jurusan statistika pun boleh berbangga diri menyebut diri mereka sebagai “dokter” meskipun dengan spesifikasi yang berbeda.
Lalu, bagaimana dengan prospek kerjanya? Ada seseorang yang bertanya kepada saya seperti ini “Kalau adik menjadi lulusan statistika, di mana adik akan bekerja? Sepertinya saya tidak pernah membaca lowongan pekerjaan yang mencari seorang sarjana lulusan statistika. Sebagian besar lowongan pekerjaan yang saya baca mencari seorang sarjana lulusan akuntansi. Lalu bagaimana dengan lulusan statistika? Apakah harus selalu bekerja di bagian sensus penduduk?” Sebagian besar orang selalu mengira bahwa seorang lulusan statistika hanya akan bekerja di bagian sensus penduduk.  Namun sebenarnya berbagai bidang kerja hampir dapat menampung lulusan statistika. Seperti pada lembaga pemerintahan, bidang sektor industri atau jasa keuangan, bidang industri perangkat lunak dan komputer, instansi pengolahan data dan informasi, bidang akademik dan lain-lain. Semua instansi yang ada pastilah membutuhkan seorang analis data, baik itu instansi milik pemerintah maupun milik swasta. Statistika dibutuhkan dalam dunia kerja karena banyaknya keterampilan yang dapat dikuasai oleh lulusan statistika seperti mengolah data, menghitung data, menganalisis data, membuat grafik data, mengukur dan membuat probabilitas data. Saat ini tenaga-tenaga ahli di bidang statistik banyak dicari oleh perusahaan-perusahaan besar, dan tentu saja menawarkan penghasilan yang besar. Selain bekerja di perusahaan besar,saya pernah membaca di sebuah sumber saat ini juga berkembang kewirausahaan di bidang statistik, yang disebut sebagai “statpreneur”. Statpreneur merupakan lembaga yang menyediakan jasa statistik, seperti perancangan survey, marketing research, analisis data, pengolahan data, dan lain-lain. Jadi salah besar kalau mengatakan lulusan statistika tidak memiliki masa depan yang jelas. Selain itu sebenarnya semua jurusan pasti memiliki kesempatan bekerja yang sama besar. Semua tergantung pada keinginan, tekad dan kerja keras dari masing-masing individu untuk mencapai angan dan cita mereka.
 Sekarang saya akan menceritakan mengapa saya tertarik untuk masuk ke jurusan statistika. Dari kecil saya memang lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran yang membutuhkan hitungan dari pada pelajaran yang mengharuskan saya untuk banyak menghapal seperti Biologi, Sejarah maupun pelajaran menghapal yang lain.
Sebenarnya kedua orang tua saya ingin agar saya mendaftar di Kedokteran. Namun saya berhasil meyakinkan orang tua saya bahwa saya tidak ingin masuk ke jurusan yang tidak saya senangi. Beruntung kedua orang tua saya cukup bisa memahami dan mengizinkan saya mendaftar ke Statistika namun dengan syarat saya tidak boleh mendaftar ke STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistika)karena sifatnya yang kedinasan. Mungkin untuk kebanyakan orang tua justru ingin agar anaknya bisa diterima di sekolah kedinasan, namun tidak dengan orang tua saya. Mereka khawatir karena banyak rumor yang beredar tentang sekolah kedinasan yang menggunakan sistem semi militer.  Pada awalnya, saya tidak mengetahui di mana universitas yang membuka jurusan Statistika. Namun, mendekati akhir semester 1 ketika saya duduk di kelas XII, saya mencoba mencari tahu dari berbagai sumber seperti internet, kakak kelas maupun guru BK saya. Pada saat itu, saya berhasil terdaftar sebagai peserta SNMPTN Undangan. Karena diperbolehkan mengisi dua pilihan, saya memutuskan mendaftar di IPB (Institut Pertanian Bogor) sebagai pilihan pertama dan UNDIP (Universitas Diponegoro) sebagai pilihan kedua namun dengan jurusan yang sama yaitu Statistika. Sayang, mungkin saya masih kurang beruntung di SNMPTN Undangan. Sempat saya putus asa karena banyak teman yang nilainya di bawah saya berhasil masuk ke universitas yang diinginkan lewat jalur ini. Namun semua orang di sekeliling saya terus menerus memberikan semangat kepada saya untuk tidak pantang menyerah.
Karena tidak tega melihat saya, orang tua saya menawarkan kepada saya untuk mengikuti kursus persiapan SNMPTN Tulis di sebuah bimbel ternama di Pekalongan. Akhirnya saya mengikuti bimbel tersebut. Kali ini saya benar-benar serius belajar. Saya tidak mau gagal untuk kedua kalinya. Selain itu saya tahu bahwa mengikuti bimbel seperti ini tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saya benar-benar tidak ingin mengecewakan orang tua saya. Setiap hari dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore saya menghabiskan waktu saya di bimbel meskipun sebenarnya jadwal bimbel saya hanya sampai jam 1 siang. Semua saya lakukan demi orang tua saya. Walaupun sebenarnya orang tua saya juga tidak memaksa saya untuk bersekolah di universitas negeri karena pada saat itu saya sudah diterima di sebuah PTS (Perguruan Tinggi Swasta) ternama di Jogjakarta dengan jurusan Akuntansi. Namun saya sadar, bersekolah di swasta tentu membutuhkan biaya jauh lebih banyak dari bersekolah di negeri.
Untuk SNMPTN Tulis saya mengisi jurusan dan universitas yang sama ketika saya mengikuti jalur undangan. Saya sudah bertekad apapun yang terjadi saya akan tetap menggunakan segala upaya yang saya bisa untuk masuk ke jurusan ini. Dan sekarang di sinilah saya. Saya memang memilih Statistika IPB sebagai pilihan pertama saya, tapi saya sangat bersyukur  saya tidak diterima di sana. Ada beberapa hal yang menyebabkan saya menjadi ragu untuk masuk ke sana. Puji Tuhan, Tuhan begitu baik. Saya diterima di Statistika UNDIP dan bukannya di pilihan pertama saya. Saya tahu bahwa Tuhan lebih mengerti apa yang terbaik untuk anak-anakNya. Saya boleh menulis apapun yang saya inginkan, tapi saya percaya Tuhan lah yang berkuasa untuk memegang penghapus untuk memeperbaiki rancangan saya menjadi sesuatu yang lebih indah dan lebih baik.
Sekarang di sinilah saya. Menjadi satu dari 91 orang yang beruntung bisa masuk ke jurusan ini di Universitas Diponegoro. Saya berjanji saya tidak akan menyia-nyiakan perjuangan saya sendiri untuk bisa sampai di sini. Banyak saudara dan teman yang bertanya kepada saya mengapa saya memilih jurusan ini. Semua orang beranggapan bahwa statistika itu sulit karena merupakan cabang dari penerapan ilmu matematika. Namun menurut saya di dunia ini tidak ada yang sulit asalkan saya mau berusaha dan bekerja keras. Semua jurusan pasti memiliki tantangan tersendiri. Begitu pula dengan Statistika. Saya sudah berkomitmen, apapun itu akan saya hadapi sekuat tenaga dan semampu saya. Inilah pilihan saya, maka saya harus menjalaninya dengan sepenuh hati. Bukankah dengan adanya tantangan kita bisa memacu diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik?
Perjalanan saya masih panjang. Selama kurang lebih 4 tahun ini saya akan berkutat dengan hitungan di jurursan statistika. Namun saya senang karena inilah jurusan yang saya perjuangkan mati-matian. Saya ingin menjadi seorang ahli analis data jika saya lulus nanti dan bekerja di sebuah bank. Mengapa saya memilih bank? Entahlah saya sendiri juga tidak tahu. Dari dulu saya ingin sekali bisa menjadi salah satu analis data yang bekerja di bank ternama. Walaupun banyak orang berkata kepada saya bahwa bekerja di bank bukanlah hal yang menyenangkan karena memiliki jam kerja yang cukup panjang dengan gaji yang terkadang tidak sesuai. Nmaun hal itu sama sekali tidak menyurutkan tekad saya untuk bisa menjadi seorang ahli analis data di sebuah bank ternama.
Statistika akan menjadi teman hidup saya. Pasti akan ada banyak rintangan yang saya hadapi. Namun saya percaya Tuhan saya lebih besar dari pada semua rintangan dan masalah saya. Selain itu masih banyak orang di sekitar saya yang mendukung dan memberikan semangat kepada saya untuk mencapai semua cita yang saya inginkan. Saya sadar sayalah agen perubahan untuk dunia ini. Tugas sayalah untuk mengubah dunia lewat ilmu yang saya pelajari di jurusan statistika ini. Gantunglah mimpimu setinggi yang kamu bisa, namun semakin tinggi mimpi itu maka semakin keras lah kamu harus berusaha. Tuhan memberkati.













Minggu, 30 Desember 2012

Rumus Dasar Statistika


1. Rataan Hitung (Mean)
Rata-rata hitung dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data dengan banyaknya data. Rata-rata hitung bisa juga disebutmean.
a) Rataan Hitung dari Data Tunggal 
b) Rataan Hitung Untuk Data yang Disajikan Dalam Distribusi Frekuensi
Dengan : fix= frekuensi untuk nilai xyang bersesuaian
xi = data ke-i

c) Rataan Hitung Gabungan
2. Modus
a. Data yang belum dikelompokkan
Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.
b. Data yang telah dikelompokkan
Modus dari data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:
Dengan : Mo = Modus
L = Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi tertinggi (kelas modus) i = Interval kelas
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas intervalterdekat sesudahnya


3. Median (Nilai Tengah) 
a) Data yang belum dikelompokkan 
Untuk mencari median, data harus dikelompookan terlebih dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar. 

b) Data yang Dikelompokkan
Dengan : Qj = Kuartil ke-j
= 1, 2, 3
= Interval kelas
Lj = Tepi bawah kelas Qj
fk = Frekuensi kumulatif sebelum kelas Qj
f = Frekuensi kelas Qj
n = Banyak data

Simpangan Quartil (Qd)

6. Simpangan baku ( S )

7. Simpangan rata – rata (SR)
8. Ragam (R)

Contoh soal
Tabel 1.1 dibawah ini:
Jawab :