Banyak orang bertanya-tanya
mengenai apa itu statistika, apa saja yang dipelajari dan bagaimana prospek
kerja mahasiswa lulusan statistika. Jurusan ini memang terdengar asing bagi
beberapa orang. Sebagian besar orang mengetahui adanya jurusan Matematika namun
tidak mengetahui adanya jurusan ini. Di sini saya akan sedikit menceritakan apa
itu statistika, mengapa saya memilih jurusan ini dan prospek kerja mahasiswa
lulusan statistika.
Menurut
pemahaman saya, statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana kita
mendeskripsikan data yang ada di hadapan kita serta menganalisis dan mengambil
informasi yang dibutuhkan. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan
dengan data dan mempelajari data tersebut untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Statistika berbeda dengan statistik. Bilamana statistika merupakan
ilmu yang berkenaan dengan data, maka statistik adalah data atau informasi yang
diolah. Bahkan jurusan statistika sering menyebut dirinya sebagai dokter data. Jadi,
tidak hanya mahasiswa jurusan Kedokteran yang bisa menyebut diri mereka dokter.
Jurusan statistika pun boleh berbangga diri menyebut diri mereka sebagai
“dokter” meskipun dengan spesifikasi yang berbeda.
Lalu, bagaimana
dengan prospek kerjanya? Ada seseorang yang bertanya kepada saya seperti ini
“Kalau adik menjadi lulusan statistika, di mana adik akan bekerja? Sepertinya
saya tidak pernah membaca lowongan pekerjaan yang mencari seorang sarjana
lulusan statistika. Sebagian besar lowongan pekerjaan yang saya baca mencari
seorang sarjana lulusan akuntansi. Lalu bagaimana dengan lulusan statistika?
Apakah harus selalu bekerja di bagian sensus penduduk?” Sebagian besar orang
selalu mengira bahwa seorang lulusan statistika hanya akan bekerja di bagian
sensus penduduk. Namun sebenarnya berbagai
bidang kerja hampir dapat menampung lulusan statistika. Seperti pada lembaga
pemerintahan, bidang sektor industri atau jasa keuangan, bidang industri
perangkat lunak dan komputer, instansi pengolahan data dan informasi, bidang
akademik dan lain-lain. Semua instansi yang ada pastilah membutuhkan seorang
analis data, baik itu instansi milik pemerintah maupun milik swasta. Statistika
dibutuhkan dalam dunia kerja karena banyaknya keterampilan yang dapat dikuasai
oleh lulusan statistika seperti mengolah data, menghitung data, menganalisis
data, membuat grafik data, mengukur dan membuat probabilitas data. Saat ini
tenaga-tenaga ahli di bidang statistik banyak dicari oleh perusahaan-perusahaan
besar, dan tentu saja menawarkan penghasilan yang besar. Selain bekerja di
perusahaan besar,saya pernah membaca di sebuah sumber saat ini juga berkembang
kewirausahaan di bidang statistik, yang disebut sebagai “statpreneur”.
Statpreneur merupakan lembaga yang menyediakan jasa statistik, seperti perancangan
survey, marketing research, analisis data, pengolahan data, dan lain-lain. Jadi
salah besar kalau mengatakan lulusan statistika tidak memiliki masa depan yang
jelas. Selain itu sebenarnya semua jurusan pasti memiliki kesempatan bekerja
yang sama besar. Semua tergantung pada keinginan, tekad dan kerja keras dari
masing-masing individu untuk mencapai angan dan cita mereka.
Sekarang saya akan menceritakan mengapa saya tertarik
untuk masuk ke jurusan statistika. Dari kecil saya memang lebih tertarik untuk
mengikuti pelajaran yang membutuhkan hitungan dari pada pelajaran yang
mengharuskan saya untuk banyak menghapal seperti Biologi, Sejarah maupun
pelajaran menghapal yang lain.
Sebenarnya kedua
orang tua saya ingin agar saya mendaftar di Kedokteran. Namun saya berhasil
meyakinkan orang tua saya bahwa saya tidak ingin masuk ke jurusan yang tidak
saya senangi. Beruntung kedua orang tua saya cukup bisa memahami dan
mengizinkan saya mendaftar ke Statistika namun dengan syarat saya tidak boleh
mendaftar ke STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistika)karena sifatnya yang
kedinasan. Mungkin untuk kebanyakan orang tua justru ingin agar anaknya bisa
diterima di sekolah kedinasan, namun tidak dengan orang tua saya. Mereka
khawatir karena banyak rumor yang beredar tentang sekolah kedinasan yang
menggunakan sistem semi militer. Pada
awalnya, saya tidak mengetahui di mana universitas yang membuka jurusan
Statistika. Namun, mendekati akhir semester 1 ketika saya duduk di kelas XII,
saya mencoba mencari tahu dari berbagai sumber seperti internet, kakak kelas
maupun guru BK saya. Pada saat itu, saya berhasil terdaftar sebagai peserta
SNMPTN Undangan. Karena diperbolehkan mengisi dua pilihan, saya memutuskan
mendaftar di IPB (Institut Pertanian Bogor) sebagai pilihan pertama dan UNDIP
(Universitas Diponegoro) sebagai pilihan kedua namun dengan jurusan yang sama
yaitu Statistika. Sayang, mungkin saya masih kurang beruntung di SNMPTN
Undangan. Sempat saya putus asa karena banyak teman yang nilainya di bawah saya
berhasil masuk ke universitas yang diinginkan lewat jalur ini. Namun semua
orang di sekeliling saya terus menerus memberikan semangat kepada saya untuk
tidak pantang menyerah.
Karena tidak
tega melihat saya, orang tua saya menawarkan kepada saya untuk mengikuti kursus
persiapan SNMPTN Tulis di sebuah bimbel ternama di Pekalongan. Akhirnya saya
mengikuti bimbel tersebut. Kali ini saya benar-benar serius belajar. Saya tidak
mau gagal untuk kedua kalinya. Selain itu saya tahu bahwa mengikuti bimbel
seperti ini tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Saya benar-benar
tidak ingin mengecewakan orang tua saya. Setiap hari dari jam 8 pagi sampai jam
5 sore saya menghabiskan waktu saya di bimbel meskipun sebenarnya jadwal bimbel
saya hanya sampai jam 1 siang. Semua saya lakukan demi orang tua saya. Walaupun
sebenarnya orang tua saya juga tidak memaksa saya untuk bersekolah di
universitas negeri karena pada saat itu saya sudah diterima di sebuah PTS
(Perguruan Tinggi Swasta) ternama di Jogjakarta dengan jurusan Akuntansi. Namun
saya sadar, bersekolah di swasta tentu membutuhkan biaya jauh lebih banyak dari
bersekolah di negeri.
Untuk SNMPTN
Tulis saya mengisi jurusan dan universitas yang sama ketika saya mengikuti
jalur undangan. Saya sudah bertekad apapun yang terjadi saya akan tetap
menggunakan segala upaya yang saya bisa untuk masuk ke jurusan ini. Dan
sekarang di sinilah saya. Saya memang memilih Statistika IPB sebagai pilihan
pertama saya, tapi saya sangat bersyukur
saya tidak diterima di sana. Ada beberapa hal yang menyebabkan saya
menjadi ragu untuk masuk ke sana. Puji Tuhan, Tuhan begitu baik. Saya diterima
di Statistika UNDIP dan bukannya di pilihan pertama saya. Saya tahu bahwa Tuhan
lebih mengerti apa yang terbaik untuk anak-anakNya. Saya boleh menulis apapun
yang saya inginkan, tapi saya percaya Tuhan lah yang berkuasa untuk memegang
penghapus untuk memeperbaiki rancangan saya menjadi sesuatu yang lebih indah
dan lebih baik.
Sekarang di
sinilah saya. Menjadi satu dari 91 orang yang beruntung bisa masuk ke jurusan
ini di Universitas Diponegoro. Saya berjanji saya tidak akan menyia-nyiakan
perjuangan saya sendiri untuk bisa sampai di sini. Banyak saudara dan teman
yang bertanya kepada saya mengapa saya memilih jurusan ini. Semua orang
beranggapan bahwa statistika itu sulit karena merupakan cabang dari penerapan
ilmu matematika. Namun menurut saya di dunia ini tidak ada yang sulit asalkan
saya mau berusaha dan bekerja keras. Semua jurusan pasti memiliki tantangan
tersendiri. Begitu pula dengan Statistika. Saya sudah berkomitmen, apapun itu
akan saya hadapi sekuat tenaga dan semampu saya. Inilah pilihan saya, maka saya
harus menjalaninya dengan sepenuh hati. Bukankah dengan adanya tantangan kita
bisa memacu diri kita sendiri untuk menjadi lebih baik?
Perjalanan saya
masih panjang. Selama kurang lebih 4 tahun ini saya akan berkutat dengan
hitungan di jurursan statistika. Namun saya senang karena inilah jurusan yang
saya perjuangkan mati-matian. Saya ingin menjadi seorang ahli analis data jika
saya lulus nanti dan bekerja di sebuah bank. Mengapa saya memilih bank?
Entahlah saya sendiri juga tidak tahu. Dari dulu saya ingin sekali bisa menjadi
salah satu analis data yang bekerja di bank ternama. Walaupun banyak orang
berkata kepada saya bahwa bekerja di bank bukanlah hal yang menyenangkan karena
memiliki jam kerja yang cukup panjang dengan gaji yang terkadang tidak sesuai.
Nmaun hal itu sama sekali tidak menyurutkan tekad saya untuk bisa menjadi
seorang ahli analis data di sebuah bank ternama.
Statistika akan
menjadi teman hidup saya. Pasti akan ada banyak rintangan yang saya hadapi.
Namun saya percaya Tuhan saya lebih besar dari pada semua rintangan dan masalah
saya. Selain itu masih banyak orang di sekitar saya yang mendukung dan
memberikan semangat kepada saya untuk mencapai semua cita yang saya inginkan.
Saya sadar sayalah agen perubahan untuk dunia ini. Tugas sayalah untuk mengubah
dunia lewat ilmu yang saya pelajari di jurusan statistika ini. Gantunglah
mimpimu setinggi yang kamu bisa, namun semakin tinggi mimpi itu maka semakin
keras lah kamu harus berusaha. Tuhan memberkati.